ABANGIJO.COM – Sebagai orang tua jika melihat anaknya tidak memiliki nafsu makan akan khawatir, terlebih lagi ketika ia makan tiba-tiba melepehnya. Lantas bagaimana balita kehilangan minat makan?
Buah hati atau balita kehilangan minat makan acapkali dialami dan orang tua menemukan kenyataan tersebut.
Studi global menunjukkan bahwa anak yang mengalami gangguan nafsu makan berkisar antara 14% hingga 50% pada anak prasekolah, dan dari 7% hingga 27% pada anak yang lebih besar.
Hasil studi IPSOS kepada Ibu yang memiliki anak usia 1-6 tahun, Jabodetabek dan Medan menunjukkan bahwa 55% orang tua di Indonesia menyatakan anaknya memiliki masalah nafsu makan.
Dikutip dari healthcare.utah.edu, menurut dr. Gellner, para orang tua menjadi sangat khawatir jika balitanya tidak mau makan dan ada sesuatu yang tidak beres dengan dirinya. Sebenarnya antara usia 1 hingga 5 tahun, wajar jika nafsu makan balita melambat.
Sepertinya anak Anda tidak cukup makan, tidak pernah lapar, atau tidak mau makan kecuali Anda sendiri yang menyuapinya dengan sendok. Kabar baiknya adalah, selama tingkat energi anak Anda normal dan mereka tumbuh sesuai kurva pertumbuhannya, mereka akan baik-baik saja.
“Tapi kenapa mereka tidak makan?” Orang tua terbiasa melihat berat badan bayi mereka bertambah rata-rata 15 pon pada tahun pertama, dan antara usia 1 dan 5 tahun, balita di tahun-tahun prasekolah, berat badan anak-anak hanya bertambah sekitar empat hingga lima pon setahun,” imbuhnya.
Jadi anak-anak ini sebenarnya bisa menjalani tiga hingga empat bulan tanpa banyak penambahan berat badan. Mereka tidak tumbuh secepat itu.
“Mereka membutuhkan lebih sedikit kalori, dan tampaknya nafsu makan mereka buruk. Fenomena tersebut sebenarnya punya nama. Ini disebut anoreksia fisiologis,” jelasnya.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membantu mengatasi masalah ini. Pertama-tama, penting untuk mencari tahu penyebab dari kehilangan minat makan tersebut.
Mungkin balita mengalami gangguan pencernaan, masalah gigi atau mulut, atau bahkan stres atau gangguan emosional.
Setelah mengetahui penyebabnya, langkah selanjutnya adalah memberikan makanan yang sehat dan bergizi dengan variasi yang mencukupi. Buatlah hidangan yang menarik dan berwarna-warni untuk memancing selera makan balita.
Selain itu, tetapkan jadwal makan yang teratur dan beri waktu yang cukup antara satu waktu makan dengan yang lain.
Selain faktor makanan, penting juga untuk menciptakan suasana makan yang menyenangkan dan positif. Hindari memberikan tekanan atau memaksa balita untuk makan. Sebaliknya, berikan pujian ketika mereka makan dengan baik dan bersikap sabar jika mereka hanya makan sedikit.
Jadikan waktu makan sebagai momen yang menyenangkan dan berkualitas bersama keluarga. Selain itu, pastikan balita mendapatkan cukup cairan, seperti air atau susu, di antara waktu makan untuk memastikan mereka tetap terhidrasi dengan baik.
Jika kehilangan minat makan terus berlanjut atau disertai dengan gejala lain yang mengkhawatirkan, segera konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan nasihat dan bantuan lebih lanjut.***